Cerita Ngentot CERITA DEWASA MENCARI BATU AKIK DENGAN JANDA
Cerita Dewasa kali ini menceritakan tentang kisah Cerita Dewasa Mencari Batu Akik Dengan Janda , cerita ini merupakan kisah nyata yang di alamin oleh salah satu penulis cerita yang di tuangkan menjadi sebuah cerita sex yang membuat nafsu gitu mengebu ngebu. Silahkan di simak langsung Cerita 17+ kali ini :
Cerita Dewasa Mencari Batu Akik Dengan Janda – Namaku Johan, Umurku 21 tahun, Aku baru saja berpindah dari kota besar ke desa yang amat asing. Entah kenapa didesa ini banyak sekali janda, juga banyak janda muda. Beritanya karena suatu hari saat para pria sedang bergotong royong menggali gua yang katanya berisikan batu emerald, namun nahasnya banyak dari mereka yang tidak selamat. Aku memilih untuk mencari batu akik lainnya disekitar desa itu, tentu sambil mencari kesempatan menikmati para janda itu.Aku tinggal di rumah kontrakan yang dekat dengan rumah pak RT, jadi kami sering bertemu, dan tentu saja aku tau janda janda mana yang kelihatan menarik. Saat itu setelah pulang dari mencari batu akik didekat sungai, aku bertemu seorang wanita yang sedang membawa beberapa barang, sambil menggendong seorang bayi.
“Mbak, sini saya bantuin”,
“wah, makasih mas, maaf ya, malah jadi ngerepotin” Lalu aku meraih barang bawaanya.
Saat aku melihat kedepan, ternyata janda ini masih muda! Wajahnya masih cantik, dan bodinya cukup mempesona. Aku yang ada disebelahnya sambil membawa barang bawaan ini terus mencuri pandang kearah dada perempuan itu, tampak payudaranya besar dan montok sekali, bajunya yang klasik itu menambah pesona benda favoritku itu.
“mmm…mbak namanya siapa?”,
“Saya Junita mas, tapi biasa dipanggil nita”,
“oooh, kenalin saya Johan”,
“mas orang baru disini?”,
“iya mbak, cari batu akik, mbak kok sendiri aja?”,
“iya, suami saya udah gak ada”. Beberapa menit kami berjalan sambil berbincang bincang, tiba tiba
anaknya itu menangis, Nita lalu mencoba menenangkannya, entah kenapa ia tiba tiba mengeluarkan payudara kanannya, aku sempat terkejut.
Lalu tampak lah payudara besar dengan puting coklat itu, dan si bayi segera menyusu ke ibunya, aku hanya bisa geleng geleng.
“Mbak, kok menyusui disini?”,
“udah minta nih anakku, udah biasa orang sini mah” memang didesa ini tampak tidak begitu memperhatikan bagaimana orang orang memakai pakaian ataupun menutup aurat, tentu ini juga bagus bagiku.
Beberapa menit kemudian, kami tiba dirumah Nita,
“masuk dulu mas”,
“iya mbak” Lalu aku masuk mengikuti Nita kedalam, ia memang masih menyusui anaknya, namun tentu aku juga mau.
“Mbak nita, udah sampai? Maaf tadi Nika gak bisa ikut” Aku terkejut lagi, kini muncul seorang perempuan lain,
“Iya nika, gapapa, untung ada mas Johan ini yang bantu”,
“wah, makasih mas, kenalin saya Yunika, adiknya mbak yunita”.
Aku bersalaman dengan perempuan itu, umurnya mungkin hanya berbeda sedikit dengan kakaknya,
karena ia juga tampak secantik Yunita, tentu dengan buah dada yang besar pula.
“Nika, tolong kamu jagain anakku ya, saya mau kekamar mandi, sekalian mandi”,
“oooh, iya mbak” Lalu Nita meninggalkan ku bersama Nika yang menggendong bayi itu.
“Mbak, berdua aja sama Nita?”,
“iya mas, orang tua kami udah meninggal, suami kami juga kena bencana, kami hidup berdua sekarang”, Bukannya prihatin, Kontolku malah ngaceng tiba tiba.
“oooh, kasihan ya kalian berdua..” Bayi itu menangis lagi mencari ibunya,
namun kali ini Si Nika juga mengeluarkan buah dada kanannya! Lalu bayi itu dibimbing untuk mengenyot puting coklat Nika, dan tampak bayi itu sibuk menyusu lagi.
“Loh, mbak nika juga lagi menyusu?”,
“iya mas, karena udah sering gantian nyusuin anak ini, jadi udah biasa”. Aku semakin bingung, mana hari masih siang, panas, dan didepanku ada minuman segar, susu asli janda janda muda.
“Aduh, saya haus nih mbak”,
“waduh, mbak Nita lagi di kamar mandi, saya juga sibuk…”,
“Kalau gitu…saya…minum susunya mbak Nika aja…”,
“Nah itu masnya pinter, sini mas” Buset lugu banget, lalu kudekati Nika, pelan pelan buah dada kiri Nika sudah dikeluarkan dari sarangnya,
“Mas pegangin sendiri ya, Nika lagi nenangin anak ini” ,
”iya…tenang aja…” Lalu aku pegang buah dada Nika,
wow kenyal luar biasa, aku tahan dikedua tanganku, lalu puting kiri Nika segera ku masukkan kemulut ku, tanpa ragu ku kenyot puting mempesona itu, lalu air susu Nika segera
membasahi mulutku, oooh segar nya…
“Slruuup sluuurp slruuuup…mmm…aaah…seger mbak…slruuup” Tanpa malu kesedot dan kunikmati air susu dari buah dada Sintal itu.
“Mas, auh, pelan aja, haus banget yach?”,
“Slruuup slruuup…mmm…srluuup…” Lidahku berputar putar diputing indah itu, juga terus menyedot keluar susu kedalam mulutku, tanganku juga mengelus elus benda bundar besar kenyal itu.
Tampak Nika jadi terangsang.
“mmmf…mas….sedotanmu…si kecil ini kalah hebat…uuuhf”,
“slruuup…mmm…iya dong, saya memang ahlinya…srluuup…slruup” Air ASI Nika tak habis ku sedot terus.
Tampak bayi itu sudah tertidur lagi,
“Mas…mmf… bentar… aku mau nidurin anak ini… udah ya nyusunya..”,
“iya deh, kamu jaga dulu dia ya…” Lalu meski tampak terangsang, Yunika membawa bayi itu kekamar, sepertinya ia sedang menjaganya.
Beberapa menit kemudian, ada suara dari kamar mandi,
“Nika…tolong ambilin sabun dong, yang disini udah abis” Tak perlu lama aku berlari mendekati kamar mandi, lalu melihat ada sabun diluar.
“Mbak, Nika nya lagi tidur sama si bayi, ini sabunnya…”,
“ooh, iya mas, bawa sini dong, tolong…” Lalu aku masuk kedalam kamar mandi tak terkunci itu,
kaget setengah mati aku, melihat tubuh montok Nita tanpa pakaian, Lalu aku memberikan sabun itu, tentu tetap bertampang cool.
“ini mbak, kok kayaknya kesulitan mbak?”,
“Ini…air susuku keluar sendiri mas, soalnya udah penuh, bingung deh mandinya..” Rejeki datang lagi, segera ku dekati Nita.
“Aduh, biar Johan bantuin mbak, dari pada mubazir saya minum aja susunya..”,
“iya deh… sini mas kedepan”, Gembira luar biasa aku,
“tapi saya takut basah mbak”,
“buka pakaian mas sekalian, itu ada handuk” Lalu aku secepat kilat membuka semua pakaianku, lalu memakaikan handuk dipingganku untuk menutup penisku yang tegang.
Segera ku menuju kedepan Nita, dan tampaklah payudara nita yang besar itu diputing coklatnya terlihat cairan putih kesukaanku,
“biar aman, Johan sedot dua duanya ya mbak”,
“iya mas, saya mau sabunan…” Segera kedua buah dada itu kuremas, Nita tampak cukup kaget,
“mas, gak pernah nyusu ya? Itu yang diputingku yang disedot mas…”,
“oooh, iya iya…” Lalu kedua buah papaya Nita itu kupegang, kedua puting Nita kutabrakan, lalu kumasukkan kedalam mulutku bersamaan, Nita yang sibuk menyabuni dirinya tampak mulai
terangsang.
Air susu Nita rasanya lebih enak, Kedua putingnya yang ada dimulutku mengucurkan air susu dengan derasnya, karena buah dadanya kugencet dan kuremas denga kuat.
“ooooh…mas….mmmmf….pelan aja….uuuh” Nita mulai asyik menyabuni vaginanya.
Aku terus saja menyedot air susu dari kedua puting coklat Nita, kepala ku maju mundur, menarik narik puting itu, tentu dengan bantuan tanganku yang meremas buah dada montok dan kenyal itu.
“slruuup…slruuup…slruuup…mmm….mantep mbak…slruuup”. Tampak Nita sudah mendesah, dari vaginanya keluar cairan lengket.
“uuuh…udah mas….aku mau berdiri…”,
“Ya saya sedot sambil berdiri mbak… slruuup” Nita mencoba berdiri, ia menyabuni paha dan bokong sexy nya, aku makin terangsang saja, Karena Penisku sudah tegak dan berdenyut denyut, handuk yang menutupinya jadi jatuh.
“Mas….kontolmu udah berdiri…mmmf”,
“Sluuurp…slruuup…mmmf…aaah…sabunin dong mbak, sekalian aku mandi bareng mbak Nita yach”,
“iya mas, mmmf….gede banget mas….uuuh” Penisku kini dikocok tangan Nita yang sudah dibasahi sabun itu, tentu kocokannya jadi semakin nikmat, dan juga luar biasa nikmat.
Beberapa menit itu Nita terus mengocok penisku, sementara buah dadanya kini bergantian kuremas dan ku sedot air susu keluar dari puting coklatnya.
“Uuuh…mas…aku pegel berdiri…mmmf” Nita yang sudah lemas itu lalu memilih duduk, aku memilih menghentikan aksi minum besarku.
“mbak, saya bantu mandiin ya, mbak siramin aja tubuh kita berdua, saya yang ngelus ngelus ya…”,
“iya mas…. Uuuh” Lalu Nita yang duduk itu membasahi tubuhnya yang sudah basah oleh sabun, aku memilih berada dibelakangnya.
Air membasahi tubuh kami berdua, aku juga mulai mengelus sekujur tubuh montok janda muda itu,
Ku elus tangannya, perutnya, pahanya, dan segera menuju Memeknya. Tangan Kiriku meremas buah dadanya Nita, tangan kananku asyik mengobok obok Vagina Janda cantik itu, Air yang mengalir membuat suasana jadi semakin menakjubkan.
“oooh…mas…mmmmf….uuuuh….enak mas…gak pernah aku mandi seenak ini…ooooh” Kudiam saja, lalu kucium leher dan ketiaknya, tanganku masih terus beraksi juga.
Beberapa menit kemudian, Nita tampak sudah menggelinjang, segera angkat pinggulnya, kini ia merunduk.
“mas, kamu mau ap…aaaah!” Penisku sudah melesat masuk kevagina Nita tanpa perlu disuruh, terasa sangat nikmat, meski sudah tidak sempit.
“ooooh, nikmat mbak…uuuh” Segera penisku bergerak maju mundur dengan cepat, penisku menguasai seisi Memek nikmat Nita, bokongnya jadi bergoyang goyang.
Tanganku lalu meraih bokong itu, lalu kuremas, dan kumasukan jariku kedalam lubang anusnya.
“aaaah…mas….uuuf…..mmmf….sssh…ooooh” Plop plop plop plop, suara desahan Nita diiringi suara tabrakan penisku.
Beberapa menit itu kuterus saja menabrak memek Nita dengan penis besarku, Sungguh nikmat dan luar biasa rasanya.
“Mbak, aku mau muncrat, oooh” Kutarik penisku, lalu kubalikkan tubuh montok Nita, dan kupasang
kontol besarku dimulutnya.
Crooot crooot croooot, Mulut Nita penuh dengan spermaku. Janda itu lalu batuk batuk dan memuntahkan cairan sperma itu.
“ uhuk uhuk…mas..banyak banget pejuhnya…”,
“maklum, udah lama gak keluar, hehe”. Lalu Nita memilih membersihkan dirinya bersamaku.
Setelah itu Nita pergi duluan keluar dari kamar mandi, aku sedang sibuk menenangkan diri, juga
memakai handuk.
Beberapa menit kemudian saat aku kembali keruang depan, tampak tak ada orang, lalu aku menuju kamar dirumah itu. Bukan main kaget, Nita sedang asyik menindih tubuh Adiknya itu, sambil menciumnya.
“mmm…cup…mmmm…dek…uummm..cup…” Lalu Mereka berdua duduk, Nita membuka pakaian Nika, aku hanya melongo didepan pintu, tampak Nika yang sudah bugil itu lebih putih dan mulus dari pada kakaknya.
“mbak… buah dadamu… sini…oooh” Nika meraih kedua buah dada kakaknya itu, lalu diremas dan diangkat keatas, “oooh…sini punyamu dek…uuuh” Gantian Nita meraih Buah dada adiknya.
Sekarang kedua janda muda itu sedang meremas payudara lawan tandingnya. Kembali air susu keluar dari puting mereka, tampak puting puting mempesona itu dipencet dan diremas remas, air susu mengalir keluar membasahi buah dada mereka.
“oooh….susumu mbak…”,
“uuuh…punyamu…mantep juga dek….mmmf” Aku geleng geleng sambil melongo, Penisku sudah berdiri lagi menjatuhkan Handuk itu lagi.
“Ooh, mas Johan, sini mas, mau ikut?” Godaan dari janda janda itu membuatku bersemangat, Tampak Bayi yang ditaruh diranjang kecil disebelah kasur itu sudah tenang, kini biar aku yang melahap kedua perempuan itu.
Nita menarikku, dan merobohkan tubuhku kekasur, tinggal penisku yang besar itu masih berdiri.
“mas…kontolmu yang besar itu.. Kita goyang boleh? hehe…” Nita dan Nika mendekat, lalu menempelkan buah dada mereka kepenisku. Buah dada itu bertabrakan, dan ditengah tengahnya ada penis besarku yang tampak ingin meletus.
Lalu mereka meremas dan menggencet buah dada mereka. Penisku kini sedang dilumat benda benda kenyal yang dibasahi air susu.
“mas….enak gak? Mmmf”,
“ooooh, mantep deh, toket kalian luar biasa kenyal dan montok…oooh” Mereka terus menggoyang dan meremas buah dada kenyal mereka, membuat penisku semakin meronta karena kenikmatan luar biasa.
Nita dan Nika lalu Memegang buah dadanya, dan mendorong kuat kepenisku, tabrakan luar biasa itu membuat Penisku segera ingin meletus. Air susu yang muncrat dari puting puting keras mereka itu membasahi penisku,
“Ooooh, luar biasa…mmmf… nikmat sekali… kalian hebat…” Mendengar pujianku, kedua janda itu mendekatkan mulutnya kepenisku, segera Nita dan Nika menjilati kepala penisku yang basah bercampur air air persetubuhan.
“mmm… aaah…slruup..mmm…Kontolmu yang terbaik mas…”,
“mmm…slruupp…cup…aaah….Sedap deh ..uummm…cup…” Kedua janda itu semakin menggila menganiaya penisku yang terus meminta ampun karena keenakan.
“Aduh, aku udah gak kuat, oooh” Kedua janda itu membuka mulutnya diatas penisku, dan Crooot crooot crooot, Air maniku muncrat kearah mulut mulut nakal mereka.
Kini pejuhku ditelan oleh kedua janda itu.
“oooh… nikmatnya, mmmf” Aku masih kelelahan, tapi Nika sudah nakal lagi, penisku yang masih lemas, dimasukkan kevaginanya, ia yang sekarang berada diatasku itu bergerak naik turun, membuat penisku yang ada didalam vaginanya menjadi tegak kembali.
“haduuh, gila, tiga kali penisku tegak lagi…”,
“ooooh…. Kontolmu mas….super sekali…oooh… Nika suka banget…mmmf”.
Nita tak mau kalah, ia kemudian mengambil posisi diwajahku, vaginanya yang basah itu lalu ditempelkan kewajahku,
“hehe, mas, jilatin yaach”,
“oooh, iya Nita, oooh…ummm…” Kucupang denga cepat bibir vaginanya, lalu lidahku masuk kedalam vagina Nita.
Dua janda itu sekarang sedang asyik bersetubuh denganku, Nika terus melompat lompat menikmati penisku divaginanya, Nita mendesah sambil meremas buah dadanya sendiri karena memeknya yang kujilati.
Beberapa menit kemudian, Nita memegang kedua buah dada Adiknya, segera Air susu Nika itu disedot keluar dari buah dada itu.
“Slruuup…dek…mmm…slruuup…hajar terus kontol itu..mmm”,
“oooh…mmmf…sssh…iya mbak…oooh…”. Orang kota bilang posisi kami ini adalah posisi
Threesome, yang tak heran memang sangat menggairahkan dan nikmat luar biasa.
Beberapa menit itu kami terus beraksi menikmati sensasi seks bertiga itu, entah kenapa, nikmatnya sungguh tak ter elakkan.
“mmm….sluuurp…Nika… aku mau…”,
“keluarin didalem mas..uuuhf”,
“Iya mas, Nika udah pengen tuh…slruuup”, segera saja, Cprooot crpooot, Air Maniku menyembur kedalam Vagina Nika, Nita juga menyemburkan Cairan dari memeknya kewajahku, baunya sungguh mempesona.
Kami bertiga yang sudah basah karena cairan cairan nikmat ini, memilih berisitirahat.
“Aduuh, kalian suka banget deh sama seks kayaknya..”,
“Nita udah lama gak nikmatin kontol mas..”,
“Nika juga, masak tiap hari minum susu kita sendiri, sekali kali mau yang dari laki laki, hehe”,
“hahaha, memang kalian luar biasa”. Aku yang ada ditengah kedua Janda itu tersenyum bahagia, dua janda itu memelukku dengan nyaman.
Entah kenapa, penisku masih berdiri lagi.
“Aduuh, mas Johan masih mau lagi?”,
“Gak tau tuh, Nita sama Nika masih mau lagi gak?”,
“Ayo mas, dikamar mandi aja, yuuk” Lalu Kembali kami beraksi dikamar mandi rumah itu, Entah Kenapa Sampai malam pun Nita dan Nika terus menikmati penis besarku, juga cairan Spermaku.
Sungguh pilihan yang tepat untuk tinggal didesa ini, aku bisa menikmati 2 janda sekaligus, tubuh montok dan mulus mereka, juga air susu segar yang kini jadi minuman favoritku.