Cerita Ngentot Cerita Sex Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Orang tua

Cerita Sex Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Orang tua Perkenalkan nama saya lani aku anak desa yang disiruh ortuku untuk berkuliah di Jawa dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi S2, tapi niatku harus aku pendam dalam dalam, karena musibah terjadi pada keluarga pada saat itu bapak sedang memaksimalkan usaha dengan cara kredit oleh bank swasta tak tanggung tanggung jumlah nya.

Spekulasi bapak ternyata meleset dari uasaha kebunnya yang sangat luas , tapi waktu musim kemarau panajng tiba pupus sudah harapan bapak untuk mendapat keuntungan dari usaha berkebunnya, semua tanaman kebun mati semua karena kekeringan yang melanda, bapak langsung stress jatuh sakit dan terkena struk, dari situ niatku untuk meneruskan kuliah pupus.

Kian hari kondisi Bapak  tambah menurun. Kami sekeluarga mesti menjual barang-barang berharga kami untuk tarif pengobatan & membayar angsuran kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami telah tak punya apa-apa lagi yang bisa kami jual, sementara rumah & ladang telah digunakan Bapak  ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tak mungkin kami menjualnya.

Sebulan yang lalu, sebagian orang petugas bank datang menagih pembayaran angsuran kredit yang telah tak lagi bisa kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah & lading jika kami tak bisa melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tak bisa menolong kami.

Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia menolong kami. ia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Bapak. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Moh. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Moh pada hari itu juga. Kami semua sangat senang & berterima kasih pada Pak Moh, sebab tanpa ia, kami mungkin mesti tinggal di kolong jembatan atau emperan warung.

Malam itu Pak Moh datang ke rumah kami & saya menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Bapak  di kamar, Pak Moh mengatakan hal yang tak pernah terlintas di pikiranku.

Kau sadar, kan … Lina, Utang bapak  kau besar sekali. Saya mesti mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tak mau itu ianggap amal jariah. Saya mesti mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Lina,” kata Pak Moh.

Ma …. Mmaa …maksud Pak Moh, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.
Lina ..… Lina.. …Jika saya mengambil kau sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kau persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kau sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Moh sambil menyeringai.

Begitu mendengar kemauan Pak Moh, Mak langsung meminta Pak Moh pergi dari rumah kami, namun Pak Moh membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa ialah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Moh benar & kami tak punya alasan lain untuk membantahnya. saya & Mak menangis sambil berpelukan.

Namun saya sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, saya akan bisa menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi. Sebab itu, saya mengiyakan permintaan Pak Moh. Malam itu, Pak Moh menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. saya merelakan keperawananku untuk membayar utang Bapak.

Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya saya melayani laki-laki. Pak Moh bahkan tak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu saya mengiyakan niatnya, ia meminta saya bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi.

Saya masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Moh masuk ke kamarku. ia langsung menghampiri saya tanpa peduli bahwa ia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar & kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba ia membuka retsleting celananya & mengeluarkan penisnya yang telah tegang. saya terkesiap. Itu adalah kali pertama saya melihat penis, & penis itu ada di depan wajahku.

Pak Moh meminta saya mengulum penisnya. Dengan tangan gemetar saya memegang penis Pak Moh & memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, saya yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa mesti mengulum penis laki-laki tua.

Pak Moh menjambak rambutku & memaksa saya untuk mengocok penisnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, saya berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Moh menikmati layananku sambil mendesah & mendesis. Setelah sebagian menit berlalu, penis Pak Moh menjadi kian tegang & Pak Moh memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong penisnya ke dalam mulutku.

ia mencapai klimaks & air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Sebab kepalaku tertahn kedua tangan Pak Moh, saya terpaksa menelan peju yang keluar agar saya tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Moh meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Moh menarik keluar penisnya & tumpah membasahi bajuku.

Kemudian ak Moh meminta saya membuka semua pakaian yang saya kenakan. Pak Moh menjadi lelaki pertama yang pernah melihat saya telanjang bulat. ia memandangi tubuh mulusku sejenak & meminta saya rebah di atas tempat tidur, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri. ia naik ke atas tempat tidur & kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. ia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya.

Cerita Sex Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Orang tua
Cerita Sex Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Orang tua

Saya terdiam bagaikan patung. saya berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tak pernah saya rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku & membelai lembut vaginaku. Sementara itu, ia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku.

Saya begitu marah pada diriku sendiri sebab saya seharusnya tak menikmati apa yang ia lakukan pada tubuhku, namun saya tak kuasa menahannya. Pak Moh telah memberikan sensasi yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat saya melambung ke awing-awang.

Tanpa sadar saya membuka lebar-lebar kedua pahaku & mengerak-gerakkan pantatku. Pak Moh membuka bibir vaginaku & dengan jari-jarinya ia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku telah di luar kendaliku sendiri sebab nafsu birahi telah menguasaiku. Kini saya yang mendesah & mendesis.

Perlahan-lahan kepala Pak Moh berpindah dari dadaku, turun ke perutku & akhirnya ia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah & bibirnya ia melahap vaginaku. Habis telah pertahananku. saya kini bahkan menyodor-nyodorkan vaginaku sambil memembelai & sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah saya rasakan itu begitu indah & nikmat.

Melihat saya telah sangat terangsang, Pak Moh berhenti & mengambil posisi di antara kedua pahaku. Penisnya ia gesek-gesekkan ke itil & lubang vaginaku. saya yang telah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung penis Pak Moh menyodok masuk ke lubang vaginaku. saya tersentak.

Sensasi yang saya rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar saya memohon Pak Moh untuk cepat-cepat memasukkan penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairanku endiri & liur Pak Moh.

Masukin, Pak … Masukin …. saya telah gak tahan lagi,” kataku.

Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, saya kasih.” katanya sambil melesakkan penisnya ke lubang vaginaku yang masih sempit. “

Agak sakit sedikit, kau tahan ya …”
“Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh penis Pak Moh kini telah masuk ke dalam vaginaku. ia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. saya meracau dilanda kenikmatan yang timbul sebab gesekan dinding vaginaku dengan penis Pak Moh. Tiba-tiba Pak Moh mengigit leherku & menyentak pinggulnya maju sehingga penisnya masuk semuanya ke vaginaku.

Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” saya tersentak. Selaput daraku kini telah tembus di dorong penis Pak Moh. Namun rasa pedih di leher & rasa kaget sebab digigit secara tiba-tiba membuat saya tak terlalu merasakan pedih yang timbul sebab sobeknya selaput daraku. Pak Moh cuma terkekeh.

Gimana? Gak terlalu sakit kan vagina kamu?”

Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri

Kemudian Pak Moh mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan & kemudian kian cepat.

Ahhhhh Linaiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Moh.

Aku tak menjawabnya. saya terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu & sesekali saya mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan penis Pak Moh di vaginaku. saya merangkul & membelai-belai punggung Pak Moh. saya telah memperlakukan Pak Moh seperti seorang suami.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Dewasa Meki Kecil Keponakanku

Pak Moh mempercepat gerakannya & saya pun kian melambung ke angkasa. saya merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat saya seperti mengejan. Seluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Vaginaku berdenyut-denyut.

AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” saya menjerit keras ketika saya mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula saya lakukan sebab terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku.

Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu saya capai. saya terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang saya rasakan.

Pak Moh yang belum mencapai klimaks tak terlalu suka dengan kondisi vaginaku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. ia mencabut penisnya dari vaginaku & berganti posisi. ia menempatkan penisnya di antara kedua buah dadaku. ia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga penisnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu.

Lalu ia menggerakkan pinggulnya & memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang ia lakukan pada vaginaku. saya yang masih lemas sebab orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala penis Pak Moh yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah sebagian menit Pak Moh mempercepat gerakkannya & akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher & payudaraku. ia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya.

Mulai hari ini sampai batas waktu yang saya tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kau mesti siap kapan pun saya ingin menyelipkan penis ini di vagina kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan saya yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

Begitu saya sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. saya tak menyesali pengorbananku, namun saya menyesali mengapa saya begitu menikmati persetubuhan itu. saya merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi saya tak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang saya bisa dari persetubuhan itu memang begitu indah. saya bahkan tak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Moh yang bercampur air mataku.

Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Moh dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar & menghampiriku “Linaiii …… Maafkan Mak & Bapak  ya nak. Sebab kami kau mesti melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher & dadaku dari air mani Pak Moh dengan sapu tangan yang iambilnya dari meja riasku.

(Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Moh itu & sesekali saya menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). saya hanya iam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut & menyuruh saya untuk tidur. saya pun terlelap sampai pagi.

Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Moh sempat menaruh sebagian lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. saya pergunakan uang itu untuk tarif pengobatan Bapak  & makan sehari-hari. Sejak saat itu, saya telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Moh untuk waktu yang saya pun tak tahu berapa lama.

Pagi tadi, ketika saya kembali dari pasar, saya bertemu Pak Moh di tengah jalan. ia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Moh sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Moh bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Moh menyapaku & meminta saya untuk berhenti sebentar.